Adinda Pancaring

Selama menjalani masa self quarantine, banyak hal yang dapat kita lakukan dirumah saja, salah satunya kita dapat melakukan virtual tour.

Virtual tour adalah simulasi sebuah lokasi yang dibuat dalam bentuk video atau susunan foto. Kita dapat melakukan perjalanan mengunjungi sebuah lokasi melalui media digital. Perjalanan maya ini juga dapat didukung elemen-elemen multimedia lain, seperti efek suara, musik, narasi, dan teks.

Berawal dari mencari kegiatan yang bisa dilakukan selama dirumah aja dan juga tetap harus produktif. Mungkin beberapa dari sobat ya! sudah tidak asing dengan Google Arts and Culture, salah satu platform online di mana publik dapat melihat gambar dan video dengan resolusi tinggi mengenai karya seni dan artefak dari organisasi-organisasi budaya di dunia. Dengan tetap dirumah saja kita juga memiliki cara untuk tetap mendapatkan wawasan budaya dan juga pendidikan melalui virtual tour.

Menurut Fast Company, Google Arts and Culture bekerja sama dengan lebih dari 2500 museum dan galeri di seluruh dunia mengajak setiap orang untuk virtual tour dan mengunjungi pameran online dari beberapa museum-museum terkenal di dunia.

Lamanya masa karantina, membuat beberapa orang rindu untuk keluar rumah, seperti berkumpul bersama teman-teman, makan di warung makan kesayangan, berkunjung ke tempat-tempat wisata, dan mungkin beberapa orang merindukan suasana sekolah, perkuliahan, atau perkantoran. Tapi sekarang kita dapat ”go to the museum” tanpa melangkahkan kaki keluar dari rumah.

Menurut Ivasson, Museum virtual diartikan sebagai sumber informasi dari multimedia dengan interaksi pengguna untuk mendapatkan pengalaman seperti di museum. Museum virtual secara garis besar juga diartikan sebagai kumpulan gambar, file suara, teks dokumen, dan video sejarah serta kebudayaan yang direkam secara digital dan dapat diakses melalui media elektronik. Museum Virtual juga sering disebut sebagai e-museum, museum elektronik, atau museum digital. Tanpa perlu menyiapkan paspor, visa, ataupun tiket pesawat kita bisa menyaksikan pertunjukan seni dan mengunjungi museum-museum yang ada diseluruh dunia.

Berikut ini merupakan beberapa museum koleksi Google Arts and Culture yang bisa kita kunjungi tanpa meninggalkan tempat rebahan kalian:

1.  Van Gogh Museum - Amsterdam, Belanda

![Ståle Grut](https://images.unsplash.com/photo-1514905552197-0610a4d8fd73?ixid=MXwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHw=&ixlib=rb-1.2.1&auto=format&fit=crop&w=1050&q=80)

Museum ini merupakan museum seni rupa yang didedikasikan kepada karya-karya Vincent Van Gogh di Amsterdam, Belanda. Siapa pun yang menjadi penggemar salah satu pelukis yang berpengaruh dalam sejarah seni ini, dapat melihat karya-karyanya dari dekat dengan mengunjungi museum van gogh melalui virtual tour. Di dalam museum tersebut terdapat koleksi karya seni terbesarnya, yaitu lebih dari 200 lukisan, 500 gambar, dan lebih dari 750 surat pribadi.

2.  The British Museum - London, Inggris Raya

![Lizzie George](https://images.unsplash.com/photo-1544213456-bc37cb97df74?ixid=MXwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHw=&ixlib=rb-1.2.1&auto=format&fit=crop&w=1050&q=80)

Museum ikonik yang terletak di jantung kota London ini merupakan salah satu museum terbesar dan terlengkap di dunia. Lebih dari 6 juta koleksi dari seluruh dunia terdapat di museum ini. Dalam virtual tour pengunjung dapat menemukan benda-benda bersejarah seperti Rosetta Stone, patung Parthenon, dan mumi-mumi Mesir.

3.  National Museum of Modern and Contemporary Art - Seoul, Korea Selatan

![hisour.com](https://i1.wp.com/www.hisour.com/wp-content/uploads/2019/10/Garden-National-Museum-of-Modern-and-Contemporary-Art-Seoul.jpg?w=960&ssl=1)

Museum ini memperkenalkan seni kontemporer global dengan fasilitas penyimpanan terkini. Salah satu museum populer yang terletak di Korea ini, juga dapat diakses menggunakan virtual tour. Disana kita akan dibawa sampai ke lantai 6 bangunan dan menikmati koleksi-koleksi seni kontemporer korea dan dari seluruh dunia.

4.  Musee d’Orsay - Paris, Prancis

![vogue.fr](https://media.vogue.fr/photos/5c8ade98488cdc9b81df7a62/16:9/w_1920,c_limit/GettyImages-541442952.jpg)

Terletak di pusat kota Paris di tepi Sungai Seine. Museum ini dibangun di bekas stasiun kereta api Orsay, yang dibangun untuk Pameran Universal tahun 1900. Museum ini menampilkan koleksi seni dari periode 1848 hingga 1914. Koleksi yang tersimpan didalam museum ini seperti : lukisan, patung, objets d’art dan fotografia.

5.  Pergamonmuseum - Berlin, Jerman

![news.artnet.com](https://news.artnet.com/app/news-upload/2016/11/Berlin_-_Pergamonmuseum_-_Altar_02.jpg)

Sebagai salah satu museum terbesar di Jerman, Pergamon Museum memiliki banyak hal yang menarik untuk ditawarkan. Museum bersejarah ini adalah rumah bagi banyak artefak kuno. Disana kalian juga akan menemukan benda-benda dari kesenian islam yang bernuansa timur tengah. Pergamon Museum menyimpan bangunan-bangunan monumental yang direkonstruksi pada ukuran aslinya, seperti Altar Pergamon, Gerbang Pasar Miletus, Gerbang Ishtar dan Prosesional Way dari Babel yang membuat Pergamonmuseum terkenal di seluruh dunia dan termasuk salah satu museum yang paling banyak dikunjungi.

6.  Guggenheim - New York, Amerika Serikat

![elCarito Unsplash](https://images.unsplash.com/photo-1600190187082-b812d4793be8?ixid=MXwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHw=&ixlib=rb-1.2.1&auto=format&fit=crop&w=634&q=80)

Museum ini didedikasikan untuk mempromosikan pemahaman dan apresiasi seni melalui pameran, program pendidikan, inisiatif penelitian, dan publikasi. Dari sana, kalian dapat menemukan karya seni luar biasa dari era Impresionis, Post-Impresionis, Modern, dan Kontemporer. Fitur Google Street View juga membawa pengunjung menjelajahi tangga spiral Guggenheim yang terkenal tanpa harus meninggalkan rumah.

7.  Museum Nasional Indonesia - Jakarta, Indonesia

![kebudayaan.kemdikbud.go.id](https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/wp-content/uploads/sites/58/2018/04/UJG_8809.jpg)

Setelah berkeliling dunia, saatnya untuk pulang ke indonesia. Tidak kalah menarik, untuk teman-teman yang belum sempat mengunjungi museum nasional indonesia, kita bisa mengunjunginya melalui virtual tour. Museum nasional merupakan museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jakarta Pusat. Museum ini juga biasa disebut museum gajah, karena dihalaman depan museum terdapat patung gajah perunggu hadiah yang diberikan oleh Raja Thailand ketika berkunjung ke museum ini pada tahun 1871. Disana kita dapat menemukan barang-barang kuno dari seluruh nusantara. Seperti, arca-arca kuno, prasati, dan benda-benda kerajinan kuno lainnya. Dan satu hal lagi museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Nah, itu tadi beberapa rekomendasi museum yang bisa kalian jelajahi selama mengisi waktu dirumah aja. Untuk melihat lebih banyak koleksi museum Google Arts & Culture, kalian bisa mengunjungi situs web koleksi yang terdapat di Google Arts and Culture. Juga Ada ribuan museum yang dapat kalian kunjungi dengan Google Street Views. Dan pastinya kalian akan memiliki pengalaman online untuk menjelajahi situs bersejarah dan warisan budaya diseluruh dunia tanpa meninggalkan rumah. Stay at home and keep exploring the world!!![pst]

Once Upon A Try Virtual Museum

Muflihatul Khairiyah

> Entah apa yang membawa langkah kakiku menuju ibu kota Utsmani ke-2, Edirne. Mungkin dari salah satu artikel di buku belajar bahasa Turki yang menyebutkan keagungan dan kecerdikan Mimar Sinan, perancang Selimiye Camii, ketika diminta oleh Sultan Selim membuatkan masjid atas namanya.

Mungkin juga kerinduan melakukan perjalanan dengan kereta, membawa nostalgia jauh ke masa kecilku. Atau mungkin, pelarian dari semua kepenatan rutinitas kehidupan sehari-hari yang monoton, yang membuat diri ini serasa robot, melakukan hal yang sama dari hari ke hari.

Perjalanan dimulai dari Istanbul. Bagaimana cara menggunakan kereta sudah kucari tahu jauh-jauh hari. Dari pusat kota, aku dan kawan-kawan menuju Stasiun Halkalı menggunakan Marmaray. Dari loket kami membeli 3 tiket seharga 18,5 lira, harga diskon 20 persen untuk pelajar. Mengira waktu keberangkatan masih lama, kami pergi ke minimarket terdekat membeli kebutuhan selama perjalanan. Memang waktu masih menunjukkan setengah jam menuju waktu keberangkatan, sesampainya di peron, terheran-heranlah kami, melihat orang-orang ramai berlalu-lalang mencari tempat duduk, sementara yang dicari tak terlihat keberadaannya. Di situlah kami disambar kenyataan, kereta ini tak menetapkan posisi tempat duduk. Siapa cepat dia dapat, prinsipnya.

Tak ambil pusing, kami berhenti di satu titik, di tengah sebuah gerbong kemudian meletakkan ransel-ransel pada kompartemen di atas kepala kami. Di sebelah tempat kami berdiri, duduk seorang nenek, menawarkan kami duduk bersamanya. Tapi satu bangku tak bisa memberi tempat untuk kami semua. “Aku pergi bertiga dengan putri dan menantuku, kami akan turun di Çerkezköy. Setelah kami turun, kalian bisa menempati tempat kami,” kata beliau. Beberapa kali bergantian kami duduk bersamanya, yang tak kebagian, memilih antara duduk di lantai atau berdiri bersandar pada kursi.

Pemandangan dari jendela kereta, awalnya terlihat birunya Laut Marmara, kemudian pelan-pelan kereta menjauhi pesisir, pemandangan berganti dengan hamparan ladang-ladang. Sebagian berwarna hijau, sebagian lagi sudah dipanen, menyisakan batang-batang pendek berwarna kuning dengan jejak mesin panen diantaranya. Di kejauhan juga terlihat barisan kincir angin. Awalnya hanya seperti lidi dengan kincir kecil di atasnya, namun semakin mendekatinya, baru terlihat wujud aslinya, raksasa. Mentari musim panas yang terlambat terbenam menyusul kemudian, warna khasnya, biru-merah jambu-oranye-merah, menghiasi langit.

Berbagai macam orang kami temui di gerbong itu. Seorang lelaki berjongkok di lorong kereta berkutat dengan buku tebalnya, sepertinya ada ujian yang harus ia kejar. Sebuah keluarga yang berbicara dengan dialek Turki Timur yang kental, anaknya bungsunya rewel tak keruan ingin pergi ke pintu kereta untuk memotret anjing di peron. Si ibu berusaha menahannya sambil memukul pantatnya, “Apa kau sudah gila?” sahutnya, sementara sang ayah acuh tak acuh, berdiri dari tempat duduknya, mengobrol dengan penumpang lain sembari mengeluhkan keadaan keluarganya, tak menggerakkan satu jari pun untuk membantu sang istri. Adapula sepasang suami istri, berbagi satu kursi, si istri yang terlihat kelelahan menyandarkan kepalanya di pundak si suami. Pemandangan seperti itu, dengan latar belakang matahari terbenam, terlihat romantis seperti keluar langsung dari layar drama korea. Belakangan aku menyadari salah satu barang bawaan mereka, sebuah kandang berisi anak-anak ayam, ditatap dengan pandangan penuh kasih sayang, memastikan kenyamanan dan keselamatannya.

Setelah berjalan beberapa lama, kereta sempat terhenti di tengah jalan tanpa ada penjelasan apapun dari petugas. Pukul 18.25, kereta sampai di Çerkezköy. Si nenek baik hati, putri dan menantunya, juga keluarga dari Timur Turki beserta sebagian besar penumpang turun. Akhirnya kami berkesempatan duduk. Keinginan membaca buku, kalah dengan rasa kantuk selepas menjelajah Istanbul seharian di udara panas. Ditambah lagi dengan empuknya kursi dan sejuknya suhu dalam gerbong menambah berat kantuk di kedua mata. Sekitar pukul 23.10, sampailah kami di pemberhentian Edirne Şehri, tepat di pusat kotanya. Terlambat kurang lebih 1 jam 10 menit dari jadwal seharusnya.

Terlepas dari segala keterlambatan dan ketidaknyamanan di awal-awal perjalanan, perjalanan dengan kereta menuju Edirne sangat nyaman, harga tiketnya pun lebih murah dibandingkan dengan bus. Sayangnya, dalam satu hari hanya ada satu kali perjalanan menuju Edirne dari Istanbul, pukul 18.00. Apabila sobat YA! berencana mengunjungi Edirne, menuju kesana dengan kereta sangat dianjurkan. Di ujung barat sana, kota yang menjadi pintu Turki kepada dunia Eropa sudah menunggu. [shb]

Plesiran Menuju Eropa: Menjangkau Edirne

Abdul Azis

Banyak yang bilang kalau mengunjungi satu negara Balkan bisa dianggap mengunjungi semua negara-negara Balkan yang lain. Gak salah sih, karena bangunan-bangunan indah yang mereka miliki terbilang mirip. Walaupun dari setiap negara pasti memiliki keunikan dan ciri khasnya tersendiri.

Salah satu negara Balkan paling terkenal adalah Kroasia. Negara yang sempat bikin heboh di Piala Dunia kemarin, untuk pertama kalinya berhasil mencapai partai final, meski harus mengakui kekalahannya atas Prancis di partai tersebut.

Apa sih yang kalian pikirkan kalau mendengar negara Kroasia? Luka Modric pemain Real Madrid? Negara yang nama penduduknya selalu berakhiran -ic? Atau.. Hal-hal lainnya?

Kali ini aku mau mengajak Sobat YA! kenalan dengan salah satu kota paling cantik dan elok di sana. Tak lain dan tak bukan, adalah Dubrovnik. Dubrovnik adalah salah satu kota pariwisata andalan yang dimiliki Kroasia. Terletak di Laut Adriatik membuat kota pinggir laut ini asyik dikunjungi di musim panas. Sangat cocok bagi kalian yang sudah memiliki pasangan atau keluarga untuk diajak jalan-jalan ke sana.

Kota dengan 43.697 (2015) penduduk ini, selain mengandalkan pariwisata juga mengandalkan perdagangan maritim yang sempat menyentuh puncak kejayaannya pada abad ke-15 dan 16.

Dikelilingi benteng dan tembok-tembok kuno yang besar, Dubrovnik menyimpan sejarah yang unik buat diulik pastinya. Kota ini bahkan punya julukan “Athena-nya Kroasia”. Jadi, kalau udah di sana jangan salah tag tempat ya!

Ditambah lagi, pamor kota ini makin naik ketika menjadi salah satu tempat syuting TV Show Amerika Serikat yang berjudul Game of Thrones. Kabarnya, pernah dipakai juga untuk syuting film seri Star Wars, loh. Wow!

Penasaran apa aja sih yang bisa kita lakuin di sana? Ya skuyy...

#### Jalan-jalan di Old Town

Tempat ini cocok banget buat kalian yang suka sama hal-hal klasik. Bangunan-bangunan tua, jalan-jalan sempit, yang di setiap sudutnya instagramable banget.

Old Town diakui sebagai salah satu kota abad pertengahan terbaik dengan kepengurusan tatanan kotanya yang terbaik juga. Kalau lapar, jangan takut! Di sana terpampang banyak restoran, toko roti, dan kafe yang keren buat dikunjungi. Bagi kalian yang muslim dan mencari makanan halal, mesti hati-hati pilih jajanan di sana, ya! Karena sekitar 86% penduduk Kroasia adalah Katholik.

Kalau kalian pernah nonton Game of Thrones, tempat ini mungkin sudah gak asing buat kalian. Yupss! Old Town adalah tempat dimana sang raja dari tujuh kerajaan bersemayam, King’s Landing. Jadi kebayang dong, jalan-jalan sambil ngerasain rasanya jadi penduduk King’s Landing.

“Hmm.. Hmm.. When you play the Game of Thrones. You win, or you die!”

#### Foto-foto di The Stradun

Terletak tak jauh dari Old Town, bahkan lokasi ini masih terhubung ke sana, The Stradun adalah tempat penghubung jalan-jalan yang ada di Old Town.

Di sana kita bisa melihat sebuah bangunan tinggi yang di dalamnya ada sebuah lonceng. Bikin kita yang melihat dari bawah gemas untuk ingin menggerakkan loncengnya dari atas. Tempat ini akan terlihat romantis di malam hari. Dihiasi lampu-lampu yang seragam satu warna, sudut-sudut tempat inilah yang sekali lagi, cocok untuk mengajak pasangan dan keluarga! Kalau di siang hari, tempat ini menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi di kota ini. Banyak bangunan-bangunan klasik yang bikin kita nyaman meski dengan banyaknya orang di sana.

Jangan lupa untuk mengabadikan momen kalian di sini dengan jepretan kamera kalian, ya!

#### Bertualang di Benteng Lovrijenac

Masih berhubungan dengan Game of Thrones tadi, nih. Tempat ini merupakan tempat syuting diadakannya turnamen penamaan raja dari tujuh kerajaan, Joffrey Baratheon. Dalam beberapa scene dan episode, terlihat mengambil gambar dari tempat cantik ini.

Pemandangan sekitar dari benteng ini, bakalan bikin kalian semakin kagum dengan ciptaan Tuhan. Di satu sisi, kita bisa melihat ke arah laut yang luasnya seperti menjauhkan Dubrovnik dari dunia. Hal ini akan membuat kita merasa memiliki pulau dan istana pribadi. Dan di sisi lain, kita dihadapkan dengan bangunan-bangunan rumah penduduk yang tersusun dengan indah.

Setibanya di sana, kita bisa mengerti kenapa bule-bule luar negeri sering bilang “It’s amazing!” atau “Unbelievable!” karena nantinya kita akan mengucapkan hal yang serupa di sana, hehe.

Tertarik? Kuy, nabung dari sekarang! [shb]

Dubrovnik, Tempat Menjadi Penduduk King’s Landing dari Game of Thrones!

Ahsanah Nur Amalia

Dalam kehidupan kita, banyak sekali hal-hal yang dapat kita lakukan untuk sekedar melarikan diri dari penatnya rutinitas yang
kita jalani sehari-hari. Setiap orang memiliki pilihannya masing-masing untuk mencari kesenangan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah travelling. Selain mengasyikkan, banyak hal yang dapat kita ambil dan pelajari dari travelling terutama jika kita berkunjung ke tempat-tempat yang kaya akan sejarah.

Seperti yang telah kita ketahui, Bursa merupakan ibu kota pertama kekaisaran Ottoman setelah direbut oleh Orhan Gazi dari kekaisaran sebelumnya, yaitu Kekaisaran Byzantium. Nama Bursa sendiri diambil dari nama penguasa sebelumnya yaitu Kaisar Prusias dari Bythnia dan kota ini diberi nama Prusa yang sekarang berubah menjadi Bursa. Sebagai salah satukota yang menyimpan banyak peninggalan sejarah di dalamnya, tentu saja banyak sekali tempat-tempat yang dapat kita kunjungi sekaligus mengenang kembali aroma kehidupan pada masa kekaisaran Ottoman.“Telah tiba saatnya kuraih kesejatian hidup; dan aku bergerak, berderap, menuju kemurnian“. Syair diatas merupakan kutipan dalam karya
Maulana Jalaluddin Rumi yang berjudul Divan-i Syamsi Tabriz. Nama Jalaluddin Rumi tentu tidak asing di telinga kita bukan ? Terlebih bagi yang menyukai syair dan puisi islami tentu mengenal
tokoh sufi sekaligus penyair yang karyanya telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dan dinikmati di berbagai belahan dunia ini.

Mendengar nama Maulana Jalaluddin Rumi, hal yang langsung terbesit di kepala kita adalah Sema dansı (Whirling Dervishes) atau yang kita kenal sebagai Tari Sufi. Tarian Sufi ini dikenalkan oleh tarekat Mawlawiyah yang didirikan oleh Jalaluddin Rumi. Dalam tarian ini irama musiknya adalah sebagai media untuk
jadzab bagi para penarinya . Jadzab adalah suatu istilah dalam dunia tasawuf yang berarti suatu keadaan di luar kesadaran dimana seseorang mampu menyingkap dengan nyata sifat-sifat Allah dan mampu merasakan hal tersebut.

Ketika menari, para penari melakukan gerakan memutar berlawanan dengan arah jarum jam dan diiringi oleh syair-syair Rumi beserta ratapan dawai yang mengiringinya. Proses tersebut merupakan pengakuan keberadaanTuhan dan penyatuaannya dengan penciptanya. Nah, di Bursa kita juga bias menyaksikan secara langsung pertunjukan
tari Sema ini. Tepatnya di Karabaş-ı Veli Dergahı Kültür Merkezi yang berada di Maksem Mahallesi, 5. Çardak Sk. No:2/1, 16040
Osmangazi / Bursa.

![Karabaş-ı Veli Dergahı Kültür Merkezi](https://res.cloudinary.com/yacloud/image/upload/v1624708850/articles%20pictures/2019-03-02-jejak-sang-pencinta-sejati-di-bursa/jejak-sang-pencinta-sejati-di-bursa-2_xjtvxg.jpg)

Bangunan ini telah berdiri sekitar 450 tahun lamanya. Pada masa awalnya digunakan untukmempelajari tarekat halwatiyah dan kini digunakan untuk tarekat Mawlawiyah. Di sisi kanannya terdapat makam-makam dari para wali pendahulu. Didalamnya juga terdapat perpustakaan mini serta ruang tamu untuk tamutamu penting. Di ini tarian sufi juga ditarikan oleh penari dari berbagai usia. Mereka mempelajari tarian ini selama 3 sampai 4 bulan. Pertunjukan tari sufi diadakan setiap malam dan dimulai dari pukul 21.00 serta berlangsung selama setengah jam. Penonton laki-laki di lantai bawah dan perempuan di lantai atas.

Penonton juga dapat meminum teh sepuasnya dengan gratis di tempat ini. Bagaimana Sobat YA? Pasti asyikkan mengunjungi tempat baru sekaligus mempelajari sejarahnya? Jadi, sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui. Kita juga dapat mengambil hikmah dari setiap sejarah yang kita pelajari serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang selalu emperbaiki
diri dan bias menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. [khf]

Category:

Plesiran

Once Upon A Try Virtual Museum

Plesiran Menuju Eropa: Menjangkau Edirne

Dubrovnik, Tempat Menjadi Penduduk King’s Landing dari Game of Thrones!

Jejak Sang Pencinta Sejati di Bursa

READ

ABOUT

CONTACT US