Category:
Menghadapi Fenomena Malas Menulis
Dalam keseharian kita, para jurnalis yang terlibat di dunia tulis-menulis pasti akan mengalami masa di mana mood untuk membuat karya tulis menurun. Gejala ini disebut sindrom males atau writer’s block. Fenomena ini umum terjadi pada kalangan penulis, bahkan yang profesional sekalipun. Kemalasan ini seyogyanya tidak diperturutkan, tapi merupakan realitas yang terjadi pada semua orang. Oleh karena itu, kita harus mampu menemukan jalan keluar untuk menghindarkan kita berjalan ke arah jurang kemalasan atau lubang yang jelas-jelas ada di depan kita.
Bagi penulis, ketika proses mengerjakan tulisan untuk majalah terkadang terjadi perubahan suasana hati. Bukan karena ide yang tidak ada, tetapi karena tidak adanya motivasi untuk membuat tulisan bahkan menyelesaikannya. Mungkin bisa disebabkan oleh masa ujian yang panjang membuat pikiran terbagi-bagi. Sehingga kondisi psikis tidak lagi fit atau biasa disebut demoralisasi.
Untuk mengatasi itu, terdapat banyak cara yang mungkin patut diikuti untuk mengatasi fenomena yang terjadi ketika kita malas untuk menulis.
- Tidak memaksakan diri untuk menulis
Ketika kita berada di kondisi sedang tidak mendapatkan ide untuk menulis atau sedang tidak memiliki suasana hati yang bagus untuk menulis, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk menulis.
Bisa kita mulai dengan mengalihkan kegiatan produktif menulis dengan kegiatan produktif lainnya. Pastikan sebisa mungkin kita menghasilkan sesuatu di luar dari menulis.
Misalkan sedang menulis tentang makanan, namun ide tak kunjung tertuangkan. Cobalah untuk ke dapur dan memasak makanan. Tidak mesti memasak makanan yang ingin ditulis. Tapi masaklah makanan yang kita gemari sehingga bisa menaikkan mood kita dalam menulis.
Jika tidak ingin memasak, cobalah untuk mengonsumsi makanan mood booster seperti cokelat atau keripik. Setidaknya akan membantu membahagiakan diri sendiri agar aktivitas produktif seperti menulis bisa dilakukan kembali.
- Jalan-jalan
Bagi sebagian orang aktivitas ini merupakan sarana mengembalikan suasana hati yang sedang suram dan muram. Tidak perlu melakukannya setiap saat. Tetapi ketika kita sedang memiliki waktu luang yang cukup panjang.
Selain itu, tidak mesti pergi ke tempat wisata terkenal. Cukup mendatangi tempat-tempat yang dapat membuat kita senang. Mendatangi tempat untuk sekedar bercengkerama dengan orang-orang bisa mengembalikan suasana hati yang sedang buruk. Seperti, misalnya banyak orang yang mendatangi warung kopi atau warung mie instan. Padahal mereka bisa membuatnya sendiri di rumah. Namun untuk sekedar jalan-jalan dan bertemu orang-orang lain.
- Pemanasan sebelum menulis
Ada beberapa kegiatan positif yang cukup baik kita lakukan sebelum menulis. Pemanasan yang penulis maksud di sini bukan hanya melakukan olahraga saja. Bisa sambil mengemil sambil menjernihkan pikiran dan menyusun ide penulisan. Selain itu jika kita sedang menulis jurnal keilmuan misalnya, bisa melakukan pemanasan membaca buku atau jurnal lain yang terkait. Sembari mendatangkan ide, membaca buku sangat membantu untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan tulisan yang sedang kita buat. Selain informasi terkait tulisan terkumpul, akan timbul juga dorongan untuk mulai menulis.
- Mengumpulkan inspirasi dan menindaklanjutinya
Di poin-poin sebelumnya, penulis telah memaparkan hal-hal positif yang bisa memperbaiki mood ketika kita berada di situasi writer’s block. Dengan melakukan hal-hal di atas, kita bisa mengumpulkan inspirasi. Ingat! Inspirasi bisa datang dari mana saja. Setelah inspirasi kita telah terkumpul, tinggal bagaimana kita menyusunnya ke dalam kerangka-kerangka tulisan.
Memang pada awalnya memulai untuk menuangkan pikiran ke dalam tulisan itu susah. Tapi ketika kita sudah memulainya, akan lebih mudah mengalir. Sebisa mungkin pikiran kita tertuang. Jangan sampai kita hanya mendapat inspirasi saja tetapi tidak menindaklanjutinya. Untuk bisa menindaklanjutinya, cobalah saran terakhir di bawah ini.
- Menulis Esai
Hal ini merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh penulis-penulis terkenal yang sedang mengalami writer’s block. Kebanyakan dari meraka akan tetap mulai menulis hal-hal apapun meski tidak terkait dengan apa yang ingin ditulis. Mulai menulis hal-hal kecil yang terkadang muncul dari pertanyaan lalu dituangkan dalam bentuk esai. Selain itu bisa juga menuliskan jurnal harian atau biasa kita sebut dengan diary juga disarankan.
Sebenarnya ketika mengalami writer’s block ini, kita hanya sulit untuk mulai menulis. Dengan menulis esai atau jurnal harian, setidaknya kita menstimulasi dan memotivasi diri sendiri untuk mulai menulis hal-hal kecil. Setelah kata demi kata awal telah tersusun dari hal-hal kecil itu, biasanya pikiran akan lebih mudah melanjutkan tulisan hingga menyelesaikannya.
Berbeda dengan yang penulis sampaikan di poin pertama, sebaiknya lakukan hal ini ketika kita memiliki mood untuk menulis tetapi tidak memiliki ide. Ide akan muncul ketika kita mulai menulis hal-hal kecil. Tetapi harus diiringi dengan suasana hati yang bagus untuk menulis.
Memang fenomena malas menulis atau yang sering disebut oleh orang-orang sebagai writer’s block adalah masalah umum yang dialami oleh penulis. Bahkan penulis-penulis hebat yang bukunya menjadi best-seller juga pernah mengalaminya. Namun berbeda dengan penulis-penulis pemula yang cenderung menyerah, mereka memiliki cara-cara tersendiri untuk mengatasi masalah ini.
Ada yang mengaku akan keluar dari rumah dan mencari udara segar untuk sekedar berjalan-jalan saja. Ada juga yang membaca buku. Lalu ada juga yang melakukan hal-hal lain selain menulis. Intinya selalu ada jalan keluar dari fenomena malas menulis ini. Tinggal bagaimana individu yang menghadapinya saja. [shb]